BLOG ME

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Minggu, 05 Maret 2017

📕 Kitab USHUL MANHAJ SALAF


Syaikh Isa bin Malullah


TASLIM KEPADA WAHYU*
Artinya kita menyerahkan diri kepada wahyu, namun kita tetap menggunakan akal pada tempatnya. Dimana akal digunakan untuk memahami wahyu, bukan untuk menentang wahyu. Dan kita tidak boleh tenggelam dengan akal kita memikirkan perkara perkara ghaib. Itu bukan tempat akal untuk berbicara padanya.


Ini manhaj yang agung sekali yang harus dipahami dari Manhaj Salaf;  yaitu Taslim = tunduk/patuh kepada wahyu yaitu Al Qur'an dan hadist Nabi Salallahu Alaihi Wasallam.
Allah berfirman dalam *QS An Nisa : 65* "Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan diantara  mereka. Kemudian mereka tidak mendapatkan pada diri mereka rasa berat untuk menerima keputusanmu. Dan mereka taslim dengan sebenar benarnya taslim".

Disini Allah bersumpah "tidak demi Rabbmu, mereka tidak beriman". Sampai kapan? Sampai memenuhi *3 syarat* :
1. Sampai menjadikan Rasulullah sebagai hakim dalam perkara yang diperselisihkan
2. Tidak mendapatkan rasa berat di hati kita dala menerima keputusan Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam.
3. Taslim = tunduk terhadap semua keputusan Rasul Salallahu Alaihi Wasallam.

Maka siapa yang ingin imannya sempurna, hendaklah memenuhi 3 syarat tadi.

*Adapun orang yang tidak ridho untuk berhakim kepada Rasulullah, ini hakikatnya orang yang tidak beriman*. Orang yang tidak mau tunduk kepada keputusan Rasul Salallahu Alaihi Wasallam ini orang yang kurang keimanannya.

Dan tentunya Taslim itulah hakikat dari Islam.
Karena Islam itu berasal dari kata : Aslama - Yuslimu; artinya menyerahkan diri dengan penuh ketundukan.

*Maka orang yang mengatakan Islam, berarti dia betul betul tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala*.

Maka penulis buku berkata " Yang wajib adalah sempurnanya taslim kita kepada Rasul Salallahu Alaihi Wasallam. Tunduk kepada perintah perintahnya. Dan kita menerima kabar dari Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam. Dan kita membenarkannya. Tanpa kita menentang wahyu dari Allah tersebut dengan khayalan-khayalan bathil yang kita anggap itu katanya masuk di akal, padahal tidak. Karena akal yang sehat tidak mungkin bertabrakan dengan dalil yang shahih".

*Maka kita mentauhidkan Allah dengan cara berhukum kepada Allah. Taslim, tunduk, patuh yang sempurna kepada Allah. Itulah hakikat dari penghambaan diri kita kepada Allah Subhanahu Wata'ala*.

Allahu A'lam.🌸

0 komentar:

Posting Komentar